Siapa sih yang gak klepek-klepek dengar kata "Marriage"?
Semua orang, terutama para wanita, sangat suka membahas topik yang satu ini. Terutama aku.
Bisa dibilang keinginan untuk menikah sudah ada bahkan sebelum aku mengenal kata "pacaran"
Pernikahan, indahnya hidup dengan seorang pasangan.
Bayangkan seberapa bahagianya kehidupan kita nanti.
Dulu sih aku mikirnya gitu, pasti bahagia banget ya orang yang sudah menikah. Hidupnya gak kesepian lagi.
Mungkin dia malah gak bakal sedih lagi. keinginan menggebu-gebu untuk menikah cepat terus ada di benak dan hati.
Selain itu, bukankah menikah merupakan salah satu jalan menyempurnakan agama Allah SWT?
Beranjak dewasa, keinginan itu berubah menjadi sesuatu yang tidak diprioritaskan.
Ah, dulu aku begitu ingin menikah tapi apa aku sudah butuh pendamping sekarang?
Apa aku sudah mampu hidup sendiri?
Terpisah dari orang tua yang selama ini menyayangi dan melindungi tanpa pamrih?
Sudahkah aku mampu menjadi seseorang yang mandiri, hanya hidup dan bergantung pada diri sendiri serta suami?
Apakah suamiku mampu menjadi imam yang baik?
Apakah kami akan sepemahaman dalam mengarungi biduk rumah tangga dan mengurus anak-anak?
Begitu banyak pertanyaan berputar di kepala.
Iya kalau pasangannya seromantis dan sepengertian di komik, film atau novel.
Tapi kalau tidak? Apa yang harus dilakukan?
Aku sudah melihat berbagai macam masalah rumah tangga dari orang lain.
Betapa mengerikannya sebuah kenyataan yang ada dalam sebuah pernikahan,
Betapa kejamnya masalah kehidupan yang menerpa.
Betapa dahsyatnya kesetiaan dan perasaan diuji.
Lucunya keinginan untuk menikah itu masih tetap ada.
Dan aku selalu berdoa, semoga Allah SWT dengan senangnya mau mendatangkan kekasihku dengan jalan yang paling baik.
Mau minta sama siapa lagi?
Dia-kan penulis cerita cinta yang terhebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar